Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bentuk Nyata Wujudkan Keadilan Ekonomi
BANTUAN Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu program Pemerintahan SBY untuk meringankan beban hidup masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebijakan ini merupakan program subsidi pemerintah setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tahun lalu. Kenaikan BMM diambil sebagai bentuk penyelamatan anggaran Negara akibat naiknya harga minyak dunia saat itu.
Tetapi meski BBM sudah diturunkan dua kali dalam satu bulan pada Desember 2008 lalu, program BLT tetap dilanjutkan hingga tuntas. Ini menujukkan pemerintahan SBY sangat peka dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Tidak heran memang jika SBY selalu disambut dan dielu-elukan dalam setiap kunjungan kerja ke daerah yang juga tercermin dalam popularitasnya yang menempati tokoh paling popular di setiap survei.
Pada tahun 2008, program BLT disalurkan ke dalam dua tahap. Tahap pertama pada Juni – Agustus diberikan Rp 300 ribu. Untuk tahap kedua Rp 400 ribu untuk September-Desember 2008. Sementara pada tahun 2009, hanya akan diberikan untuk bulan Januari dan Februari.
Dalam pelaksanaanya, penyaluran tahap kedua BLT terealisasi ke sekitar Rp 18. 731.566 jiwa dengan dana yang sudah dialokasikan sekitar 12 triliun atau 98.62 %. Sementara itu, pada tahap pertama penyerapan BLT secara nasional 18.793.773.
Tumpuan Rakyat
Pada masa sulit seperti sekarang ini, Program Bantuan Tunai Langusng (BLT) menjadi berita gembira bagi masyarakat miskin di seluruh tanah air. Yusna (49) pedagang lontong di jalan Aur Duri I Kelurahan Tanjung Aua, seumpamanya, menyambut gembira program ini. Dengan bantuan ini, keluarganya bisa melunasi utang dan bisa digunakan untuk tambahan keperluaan sehari-hari kelurganya.
Sambil menggendong cucu perempuannya, Yusna mendatangi Kantor Pos Pusat di jalan Bagindo Azis Chan, Padang. Yusna yang ditemani orang tua mengambil bantuan tersebut dengan senyum dan raut wajah yang berbinar-binar. Dua perempuan tersebut terlihat bergegas menuju kerumunan penerima Bantuan Langsung Tunai yang disediakan PT. Pos Cabang Padang khusus bagi orang lanjut usia.
Pencarian dana bantuan yang tidak berbelit-belit, mereka tidak perlu berlama-lama menunggu giliran. Dengan memperlihatkan kartu RTS (rumah tangga miskin) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP), tiga lembar uang kertas Rp 100 ribu telah berada di tangan.
Begitu selesai menerima bantuan, kedua wanita tersebut segera bergegas menuju pintu ke luar. Ia mengaku senang menerima bantuan tersebut karena bisa melunasi hutang-hutangnya.
Yusna sangat terbantu dengan bantuan tersebut. Apalagi dia sudah lama menjanda dan otomatis menjadi tulang punggung bagi keluarganya . Selain untuk bayar hutang, uang tersebut digunakan untuk tambahan biaya harian keluarganya, tiga orang anak dan dua cucu. Selain itu, orang tua Yusna juga menerima bantuan serupa. ”Senang juga rasanya. Kan nggak perlu kerja untuk mendapatkan upah.” Katanya sambil tersenyum sumringah.
Yusna adalah salah satu dari sekian banyak warga yang merasa terbantu dengan program BLT ini. Masih banyak waga lain yang serupa nasibnya dengan Yusna yang sangat membutuhkan bantuan seperti ini. Contoh Yusna di atas, adalah penggalan kejadian pada pebagian BLT tahap pertama yang masih tersimpan hingga.
BLT 2009
Harry Azhar Azis, Koordinator Belanja Pemerintah Pusat RAPBN 2009, menjelaskan Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR menyepakati alokasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2009 sebesar Rp3,811 triliun untuk dua bulan, atau lebih singkat dari usulan pemerintah sebelumnya tiga bulan. Dana BLT tersebut ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi bagi masyarakat miskin telah mereda dalam dua bulan ke depan.
“BLT hanya diberikan kepada 18,5 juta RTS (rumah tangga sasaran) selama dua bulan dengan pembayaran sebesar Rp100.000 per bulan,” kata Harry yang juga Wakil Ketua Panitia Anggaran itu .
Jumlah RTS tersebut di atas lebih rendah dari jumlah RTS penerima BLT pada 2008 yang berjumlah 19,1 juta RTS. Sedangkan jumlah anggaran yang disahkan untuk memenuhi jumlah RTS pada tahun 2008 sebanyak Rp.14,1 Triliun. Jumlah tersebut termasuk anggaran operasional penyaluran BLT.
Nampaknya, penurunan jumlah tersebut disesuaikan dengan data yang dikeluarkan BPS per Desember 2008 lalu, dimana rakyat miskin yang berhak menerima berkurang. Secara otomatis data tersebut berdampak pada penurunan jumlah RTS penerina BLT pada 2009 ini. Penurunan ini juga terjadi pada penerima program beras untuk rakyat miskin (raskin).
Penurunan ini dapat juga diambil pelajaran bahwa pemerintahan saat ini mampu menekan angka kemiskinan, kendati masih banyak program pro-rakyat lain yang harus perlu dituntaskan.
Menurut laporan BPS, Program BLT ini sangat efektif untuk mengurangi jumlah kemiskinan. BPS melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05 juta (17,75 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yang berjumlah 35,10 juta (15,97 persen), berarti tingkat kemiskinan meningkat 1,78 persen, atau bertambah sebanyak 3,95 juta orang.
Selain itu, BPS juga menyatakan bahwa tanpa program kompensasi atau bantuan langsung tunai (BLT), jumlah penduduk miskin bisa mencapai 50,8 juta orang (23,1 persen). (Amin/Hil)
Tujuan :
Tujuan yang diharapkan
melalui kebijakan program ini adalah dapat menjawab persoalan kemiskinan di
Indonesia, sebagai akibat dari segenap perubahan yang telah terjadi, baik
secara nasional maupun global. Kebijakan seperti ini patut diberi apresiasi,
sebab hal ini juga dapat menjadi salah satu bentuk dari upaya menangani masalah
kemiskinan di Indonesia.
Saran :
Sebaiknya pemerintah harus mengusahakan untuk pemerataan bantuan langsung tunai (BLT) dengan melakukan pengecekan untuk semua kecocokan data bagi masyarakat yang memang membutuhkan bantuan BLT, supaya semua pembagian BLT merata dan tepat.
sumber :
http://tabloidmasjidnus.wordpress.com/edisi/tabloid-masjid-nusantara-edisi-i/bantuan-langsung-tunai-blt-bentuk-nyata-wujudkan-keadilan-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar